Slide 1 Heading
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipiscing elit dolor
Click Here
Slide 2 Heading
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipiscing elit dolor
Click Here
Slide 3 Heading
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipiscing elit dolor
Click Here
Previous
Next

associate

Add Your Heading Text Here

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.

This is the heading

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.

This is the heading

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.

This is the heading

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.

Add Your Heading Text Here

Ulama dan TNI seperti Ikan dan Air yang tidak bisa dipisahkan

hubungan antara ulama dan TNI sering diibaratkan seperti ikan dan air yang tidak bisa dipisahkan. Ikan membutuhkan air untuk hidup, begitu pula ulama dan TNI memiliki peran yang saling melengkapi dalam menjaga kedaulatan dan kemakmuran bangsa. Ulama memiliki peran penting dalam membimbing umat dengan nilai-nilai agama, sedangkan TNI berperan dalam menjaga keamanan dan stabilitas negara. Keduanya, dengan berbagai fungsi masing-masing, berkontribusi pada keharmonisan dan kedamaian di Indonesia. Pemuda Islam memiliki peran strategis dalam membangun kolaborasi antara ulama dan TNI. Pemuda sebagai generasi penerus bangsa diharapkan dapat menjadi jembatan yang menghubungkan antara dua kekuatan ini, dengan berperan aktif dalam memperkuat semangat persatuan, serta mendukung peran TNI dalam menjaga kedaulatan negara. Melalui sinergi yang baik, pemuda Islam dapat menjadi garda terdepan dalam mengedukasi masyarakat, menjaga persatuan, serta berkontribusi pada kemajuan umat dan bangsa Indonesia. Kolaborasi antara pemuda, ulama, dan TNI adalah kunci untuk menciptakan bangsa yang kuat, beradab, dan damai.

Read More »

Sejarah da Kiprah 50 Tahun Masjid Sunda Kelapa

Buku Sejarah 50 Tahun Masjid Sunda Kelapa merangkum perjalanan panjang Masjid Sunda Kelapa, sebuah masjid bersejarah yang terletak di Jakarta. Masjid ini didirikan pada tahun 1968 dan menjadi salah satu pusat ibadah serta kegiatan sosial penting bagi umat Muslim di wilayah Jakarta. Buku ini menggambarkan perkembangan masjid dalam berbagai aspek, termasuk sejarah pendirian, peranannya dalam kehidupan sosial dan budaya, serta kontribusinya terhadap perkembangan dakwah Islam di Jakarta dan sekitarnya. Selain itu, buku ini juga mengangkat cerita tentang berbagai tokoh yang berperan dalam membangun dan mengelola masjid, serta tantangan yang dihadapi masjid dalam perjalanan lima dekade. Sebagai salah satu masjid yang turut menyaksikan perubahan besar di Jakarta, Masjid Sunda Kelapa juga memainkan peran penting dalam penguatan nilai-nilai keislaman dan kerukunan antarumat beragama di Indonesia. Buku ini juga menyoroti transformasi masjid seiring dengan perkembangan zaman dan kebutuhan umat Muslim. Secara keseluruhan, buku ini menyajikan dokumentasi sejarah yang kaya dan penuh makna tentang perjalanan Masjid Sunda Kelapa, yang tidak hanya sekadar tempat ibadah, tetapi juga sebagai simbol ketahanan dan kontribusi umat Islam dalam masyarakat.

Read More »

INDONESIA DARURAT LITERASI: MEMBANGUN MENTAL PEMBELAJAR MELALUI BUDAYA BACA

Di tengah perkembangan zaman yang semakin maju, Indonesia masih menghadapi krisis literasi yang serius. Berbagai laporan menunjukkan bahwa tingkat minat baca masyarakat Indonesia masih tergolong rendah. Menurut data UNESCO, hanya satu dari seribu orang yang memiliki kebiasaan membaca secara aktif. Padahal, membaca bukan sekadar kemampuan mengenali huruf dan kata, tetapi juga proses memahami, menganalisis, dan mengolah informasi menjadi pemahaman yang lebih dalam.Masalah literasi di Indonesia lebih kompleks daripada sekadar akses terhadap buku. Rendahnya kesadaran akan pentingnya membaca telah menjadi tantangan besar dalam membangun masyarakat yang berpikir kritis dan mandiri. Ketika budaya membaca tidak terbentuk dengan baik, dampaknya bisa dirasakan dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari lemahnya daya saing di dunia kerja hingga mudahnya masyarakat terpengaruh oleh hoaks dan disinformasi. Literasi bukan hanya tentang akademik, tetapi juga tentang membangun mental pembelajar yang terus berkembang.Berangkat dari kesadaran akan pentingnya budaya baca dalam membentuk karakter individu dan masyarakat, organisasi Barisan Muda Al-Ittihadiyah bersama Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) Kota Depok mengadakan kunjungan literasi ke Rumah Tahanan (Rutan) Cilodong dalam rangka bulan Ramadan. Kegiatan ini tidak hanya sekadar menyerahkan donasi, tetapi juga menjadi momentum untuk melihat langsung bagaimana literasi berkembang di dalam lingkungan yang memiliki keterbatasan akses terhadap bahan bacaan.Kunjungan yang dilakukan hari ini dipimpin oleh Berry Kurniawan, Ketua Pemuda Al-Ittihadiyah, didampingi oleh Agung Rahmatullah selaku Humas, serta Nur Indrawati Pary yang menjabat sebagai Wakil Ketua IPI Kota Depok. Kedatangan mereka disambut langsung oleh Kepala Rutan Cilodong, Bapak Imam, beserta jajarannya. Dalam kesempatan tersebut, mereka menyerahkan donasi berupa Al-Qur’an dan Buku Surat Yasin sebagai bentuk dukungan terhadap peningkatan literasi berbasis nilai-nilai spiritual di dalam Rutan.Namun, kegiatan ini tidak berhenti pada penyerahan donasi semata. Rombongan jugaberkesempatan untuk masuk lebih dalam ke dalam Rutan, melihat langsung kondisi warga binaan, dan mengamati bagaimana mereka berinteraksi dengan dunia literasi di dalam lingkungan terbatas. Meskipun berada di dalam tembok tinggi yang membatasi kebebasan fisik, antusiasme warga binaan terhadap kegiatan literasi cukup tinggi. Mereka menunjukkan minat yang besar terhadap bacaan yang berkaitan dengan keagamaan maupun buku-buku yang dapat membantu mereka memahami dunia luar dengan lebih baik.Bagi warga binaan, membaca bukan hanya sekadar mengisi waktu luang, tetapi juga menjadi sarana refleksi, pembelajaran, dan harapan untuk masa depan yang lebih baik. Melalui buku, mereka dapat menjelajahi dunia tanpa harus keluar dari jeruji besi. Buku menjadi jendela yang membuka wawasan, memberikan inspirasi, dan membantu mereka membangun kembali kehidupan dengan lebih positif.Literasi di dalam Lapas sering kali menjadi aspek yang terabaikan. Padahal, jika diberikan akses yang cukup dan program yang berkelanjutan, membaca bisa menjadi alat rehabilitasi yang kuat bagi warga binaan. Literasi dapat mengubah cara berpikir mereka, memberikan perspektif baru, dan bahkan membantu mereka menemukan keterampilan baru yang berguna setelah kembali ke masyarakat.Gerakan literasi yang dilakukan oleh Barisan Muda Al-Ittihadiyah dan IPI Kota Depok ini menjadi bukti bahwa literasi bukan hanya tanggung jawab sekolah atau perpustakaan, tetapi merupakan tugas bersama. Setiap orang memiliki peran dalam membangun budaya baca, baik di lingkungan keluarga, masyarakat, maupun di tempat-tempat yang memiliki keterbatasan akses seperti Lapas. Jika lebih banyak organisasi, komunitas, dan individu yang peduli terhadap literasi, maka perlahan tetapi pasti, Indonesia dapat keluar dari darurat literasi yang selama ini membayangi.Bulan Ramadan menjadi momentum yang tepat untuk berbagi, bukan hanya dalam bentuk materi, tetapi juga ilmu dan wawasan. Donasi buku dan Al-Qur’an yang dilakukan hari ini adalah langkah kecil, tetapi memiliki dampak besar bagi mereka yang menerimanya. Sebuah buku yang dibaca oleh satu orang mungkin bisa mengubah pemikirannya, tetapi jika dibaca oleh banyak orang, ia bisa menjadi gerakan yang menginspirasi perubahan. Literasi adalah tentang bagaimana kita membuka pintu pengetahuan bagi mereka yang membutuhkannya. Dan hari ini, di Rutan Cilodong, pintu itu telah diketuk dengan harapan yang lebih besar untuk masa depan. Nur Indrawati Pary

Read More »

Merawat Jatidiri Muslim Negarawan

Di tengah gelombang perubahan zaman yang begitu cepat, muncul tantangan besar bagi umat Islam untuk tetap menjaga jatidiri mereka dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Di sinilah peran seorang Muslim Negarawan menjadi sangat penting. Bukan hanya sebagai pemimpin yang mumpuni secara intelektual dan administratif, namun juga sebagai penjaga nilai-nilai luhur yang terkandung dalam ajaran Islam. Muslim Negarawan adalah mereka yang tidak hanya melihat negara dari sisi politik semata, tetapi juga dari perspektif moral dan spiritual. Mereka adalah pemimpin yang memahami bahwa negara bukan hanya entitas administratif, tetapi juga wadah untuk mewujudkan kesejahteraan umat, baik secara materiil maupun spiritual. Merawat Jatidiri Sebagai Pemimpin yang Amanah Seorang Muslim Negarawan sadar bahwa amanah yang diberikan oleh rakyat adalah titipan Allah yang harus dijaga dengan penuh tanggung jawab. Integritas dan kejujuran menjadi landasan utama dalam setiap keputusan yang diambil. Tidak ada tempat bagi pemimpin yang hanya berpikir untuk kepentingan pribadi atau golongan. Dalam setiap tindakan dan kebijakan, seorang Muslim Negarawan selalu merujuk pada prinsip amanah yang dituntut dalam ajaran Islam. “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya…” (QS. An-Nisa: 58). Dalam menjalankan amanah, seorang Muslim Negarawan mengedepankan keadilan, tidak pandang bulu terhadap siapa pun. Mereka tahu bahwa di hadapan Allah, mereka akan dimintai pertanggungjawaban atas setiap keputusan yang diambil, baik dalam urusan politik, ekonomi, maupun sosial. Oleh karena itu, mereka selalu berusaha menegakkan keadilan, merawat persatuan, dan menjaga kesejahteraan masyarakat. Pendidikan Sebagai Pilar Utama Peradaban Salah satu cara merawat jatidiri seorang Muslim Negarawan adalah dengan memprioritaskan pendidikan sebagai pilar utama peradaban. Dalam Islam, ilmu pengetahuan memiliki kedudukan yang sangat tinggi. Bahkan, wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad SAW adalah tentang perintah untuk membaca dan mencari ilmu. Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan intelektual dan moral adalah hal yang saling berkaitan. Seorang Muslim Negarawan harus memahami bahwa kualitas pendidikan suatu bangsa sangat menentukan masa depannya. Oleh karena itu, mereka berkomitmen untuk menciptakan sistem pendidikan yang tidak hanya mengajarkan keterampilan teknis, tetapi juga membentuk karakter bangsa yang berbudi pekerti luhur. Pendidikan ini harus mencakup pengetahuan agama, moralitas, dan keilmuan modern untuk mempersiapkan generasi masa depan yang tangguh dan berakhlaq mulia. “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan…” (QS. Al-Alaq: 1). Keadilan Sosial dan Kesejahteraan Umat Seorang Muslim Negarawan yang sejati juga selalu mengingat bahwa pemerintahan mereka harus berorientasi pada keadilan sosial. Negara harus memastikan bahwa setiap individu, tanpa terkecuali, mendapatkan hak-haknya, baik itu dalam hal ekonomi, kesehatan, pendidikan, maupun perlindungan hukum. Islam mengajarkan bahwa harta yang ada di dunia ini bukan milik pribadi, melainkan titipan dari Allah yang harus dikelola untuk kebaikan bersama. Dalam konteks ini, seorang Muslim Negarawan akan mengupayakan pemerataan kesejahteraan dan memastikan tidak ada satu pun lapisan masyarakat yang terpinggirkan. “Dan janganlah kamu makan harta sesama kamu dengan cara yang batil…” (QS. Al-Baqarah: 188). Oleh karena itu, seorang Muslim Negarawan akan menghindari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme yang hanya akan merugikan rakyat. Mereka akan menciptakan kebijakan yang berpihak pada rakyat kecil, memperhatikan hak-hak kaum dhuafa, serta memastikan distribusi kekayaan yang lebih merata. Toleransi dan Kerukunan Antarumat Di tengah dunia yang semakin plural dan penuh keragaman, seorang Muslim Negarawan juga harus mampu menjadi teladan dalam toleransi dan kerukunan antarumat. Seorang pemimpin yang baik bukan hanya pemimpin bagi umat Islam, tetapi juga pemimpin bagi seluruh warga negara, tanpa membedakan agama, suku, ras, dan golongan. Islam mengajarkan bahwa setiap manusia diciptakan oleh Allah dengan harkat dan martabat yang sama. Dalam menjalankan tugasnya, seorang Muslim Negarawan akan selalu mengedepankan semangat ukhuwah (persaudaraan) yang dibangun di atas dasar saling menghormati dan bekerja sama demi kebaikan bersama. Mereka akan mendorong dialog antarumat beragama dan mendukung kerjasama lintas budaya untuk menciptakan harmoni dalam masyarakat. “Wahai umat manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, agar kamu saling kenal-mengenal…” (QS. Al-Hujurat: 13). Merawat Lingkungan untuk Generasi Mendatang Selain itu, seorang Muslim Negarawan tidak akan melupakan pentingnya merawat lingkungan hidup. Islam mengajarkan untuk menjaga bumi sebagai amanah dari Allah, dan pemimpin yang baik adalah mereka yang peduli terhadap keberlanjutan lingkungan. Sebagai penjaga amanah Allah, seorang Muslim Negarawan akan berupaya untuk mengurangi kerusakan lingkungan dan mengelola sumber daya alam secara bijaksana, agar kelak generasi mendatang dapat menikmati bumi yang lestari. “Dan janganlah kamu merusak bumi setelah (Allah) memperbaikinya…” (QS. Ar-Rum: 41). Merawat jatidiri seorang Muslim Negarawan bukanlah hal yang mudah, tetapi itu adalah sebuah tanggung jawab yang besar dan mulia. Dalam setiap keputusan yang diambil, seorang Muslim Negarawan harus senantiasa merujuk pada prinsip-prinsip Islam yang mengajarkan keadilan, kesejahteraan, keberagaman, dan keberlanjutan. Dengan menjadi pemimpin yang amanah, adil, peduli, dan bijaksana, seorang Muslim Negarawan tidak hanya berperan dalam menciptakan negara yang maju, tetapi juga negara yang berlandaskan pada nilai-nilai moral dan spiritual yang luhur.

Read More »

“Harapan di Bulan Ramadhan: Kisah Sekolah Pemulung Bantargebang”

Di sebuah sekolah sederhana yang terletak di pemukiman pemulung Bantargebang bernama PKBM Al-Falah dari tingkat TK dan SMA, sebuah kisah penuh harapan dan semangat muncul di tengah-tengah keberagaman yang ada. Di sana, banyak anak-anak yang datang dengan semangat belajar yang besar, meskipun mereka datang dari keluarga yang memiliki tantangan ekonomi yang sangat besar. Mereka adalah anak-anak pemulung, yang setiap harinya bekerja membantu orang tua mereka mencari barang bekas untuk dijual demi memenuhi kebutuhan hidup. Namun, di bulan Ramadhan, suasana di sekolah itu berbeda. Meskipun mereka hidup dalam keterbatasan, para anak-anak itu menemukan kekuatan dalam kehangatan bulan suci yang penuh berkah dalam momen agenda pesantren kilat ramadhan. Setiap pagi, sebelum memulai pelajaran, mereka berkumpul di halaman sekolah untuk mendengarkan cerita tentang pentingnya alquran dengan puasa dan mengapa bulan Ramadhan adalah momen yang sangat spesial. Guru mereka, seorang bapa dan ibu yang penuh kasih sayang, selalu mengajarkan bahwa puasa bukan hanya sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga melatih kesabaran, keikhlasan, dan kepedulian terhadap sesama. Salah satu anak yang bernama Dinda, seorang gadis remaja dengan senyum manis, menjadi contoh nyata bagaimana Ramadhan memberikan kekuatan luar biasa. Setiap harinya, meskipun ia harus ikut ibunya memulung di pagi hari, Dinda selalu berusaha untuk datang tepat waktu ke sekolah, meski dengan langkah yang lelah. Ia seringkali berbagi cerita tentang harapan yang ia miliki, meskipun hidupnya tidak mudah. “Dinda ingin sekali menjadi dokter, Pa,” kata Dinda pada tamu gurunya hari sanlat itu “Supaya bisa membantu orang yang sakit dan memberikan obat secara gratis.” dan dindapun berdoa agar teman dekatnya suatu saat menjadi seorang TNI agar bisa menjaga kami semua tamu Gurunya tersenyum, lalu berkata, “Dinda, impianmu sangat mulia. Dan ingat, Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah. Jika kamu terus berusaha dan berdoa, insyaAllah, Allah akan memudahkan jalanmu.” Kisah Dinda menginspirasi teman-temannya di sekolah itu. moga menjadi motivasi Mereka semakin giat belajar, berpuasa dengan penuh kesadaran, dan saling mendukung satu sama lain. Bahkan meskipun mereka tidak memiliki banyak, mereka seringkali berbagi makanan dan kebaikan, mengingatkan satu sama lain untuk tetap bersyukur atas apa yang dimiliki. Pada momen materi sanlat, salah seorang anak, Arief dimana temannya mendoakan beliau menjadi pengusaha, bercerita tentang perjuangan keluarganya yang sehari-hari bekerja keras di tengah sampah. “Kadang aku merasa lelah, Pa, tapi aku tahu Allah tidak akan memberikan ujian di luar batas kemampuan hamba-Nya.” Guru itu mengangguk, “Arief, itu adalah sikap yang luar biasa. Dalam Ramadhan, kita dilatih untuk semakin dekat dengan Allah, untuk tidak mudah menyerah, dan untuk selalu percaya bahwa setiap usaha yang kita lakukan akan membuahkan hasil. Teruslah berusaha dengan penuh harapan.” Ramadhan di sekolah pemulung Bantargebang ini menjadi sebuah pembelajaran tentang ketahanan, keikhlasan, dan impian. Meskipun mereka hidup dalam keterbatasan, mereka tidak kehilangan harapan. Mereka belajar untuk bersyukur, bekerja keras, dan percaya bahwa setiap tantangan adalah bagian dari perjalanan menuju impian besar. Dan di akhir Ramadhan, ketika Hari Raya Idul Fitri tiba, mereka merayakannya bukan hanya dengan pakaian baru atau makanan mewah, tetapi dengan kebersamaan, rasa syukur, dan semangat baru untuk terus berusaha mencapai cita-cita mereka, seperti Dinda yang tak pernah berhenti bermimpi menjadi seorang dokter. Kisah mereka adalah bukti nyata bahwa Ramadhan bukan hanya bulan untuk berpuasa, tetapi juga bulan untuk menumbuhkan harapan dan keyakinan bahwa tidak ada yang tidak mungkin selama kita berusaha dengan sungguh-sungguh dan dengan hati yang tulus. semoga jejak perjalanan pengabdian masyarakatnya dimudahkan dan selalu dalam lindunganNya teruntuk para dewan guru, ust abdul latif ( Pemberdaya baznas / yayasan assalam dan kang adis (tokoh muda KNPI Kota bekasi )

Read More »

Danantara sebagai Titik Balik Beli Kembali Indonesia, Menuju Indonesia Emas 2045

#buybackindonesia Visi Indonesia Emas 2045 menandai pencapaian Indonesia sebagai negara yang maju, berdaulat, dan sejahtera pada usia 100 tahun kemerdekaannya. Untuk mencapai tujuan tersebut, Indonesia membutuhkan pilar-pilar yang kuat dalam pengelolaan ekonomi, sosial, dan politik yang tidak hanya bergantung pada pihak eksternal, tetapi juga menciptakan ketahanan domestik. Gagasan Danantara bisa menjadi titik balik yang menghubungkan konsep Beli Kembali Indonesia menuju terwujudnya Indonesia Emas 2045 dengan penguatan kemandirian ekonomi dan pengelolaan sumber daya yang lebih berkelanjutan. Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia) adalah badan pengelola investasi strategis yang mengonsolidasikan dan mengoptimalkan investasi pemerintah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional[1]. Nama ”Daya Anagata Nusantara” diberikan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto. “Daya” berarti energi, “Anagata” berarti masa depan, dan “Nusantara” merujuk pada Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang secara keseluruhan mencerminkan kekuatan dan potensi masa depan Indonesia. Ia mencakup sistem pengelolaan ekonomi yang berorientasi pada pemberdayaan domestik, pemerataan hasil pembangunan, dan inovasi teknologi. Secara simbolik, Danantara bisa dipahami sebagai cara untuk mengelola kekayaan Indonesia dengan lebih mandiri dan berkelanjutan agar dapat digunakan untuk kepentingan jangka panjang bangsa. Prinsip utama adalah “memanfaatkan kekayaan alam Indonesia untuk menciptakan kemakmuran bersama dan mengurangi ketergantungan pada pihak luar.” Beli Kembali Indonesia: Mewujudkan Kedaulatan Ekonomi Gerakan Beli Kembali Indonesia adalah upaya untuk merebut kembali atau memperkuat kendali atas aset-aset strategis yang sebelumnya dikuasai oleh pihak asing. Hal ini bisa mencakup pengambilalihan perusahaan-perusahaan besar di sektor energi, tambang, atau sektor vital lainnya yang penting untuk pembangunan ekonomi Indonesia. Poin utama dari Beli Kembali Indonesia adalah untuk memastikan Indonesia memiliki kendali penuh atas sumber daya alam dan sektor strategis. Dengan mengurangi pengaruh asing dalam sektor-sektor tersebut, Indonesia dapat mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam dan sektor vital sesuai dengan kepentingan nasional, bukan berdasarkan kepentingan asing. Sinergi Danantara dan Beli Kembali Indonesia ! Danantara bisa berfungsi sebagai titik balik untuk mewujudkan Gerakan Beli Kembali Indonesia dengan cara-cara berikut: A. Penguatan Kemandirian dan Pengelolaan Sumber Daya Alam Danantara menawarkan pendekatan baru dalam mengelola sumber daya alam Indonesia, memastikan bahwa kekayaan alam tidak hanya dieksploitasi untuk keuntungan jangka pendek, tetapi dikelola untuk keberlanjutan dan kemandirian jangka panjang. Dengan pengelolaan yang lebih bijaksana dan berkelanjutan, Indonesia bisa memperoleh kendali penuh atas sumber daya alamnya, yang merupakan langkah pertama menuju penguatan ekonomi domestik. Dengan penerapan Danantara, Indonesia bisa membeli kembali atau mengakuisisi kembali sektor-sektor strategis yang penting, seperti pertambangan, energi, dan industri lainnya yang sebelumnya dikuasai pihak asing, dan memastikan sektor-sektor ini dikelola untuk kepentingan bangsa. B. Strategi Pengelolaan Bersama Danantara bisa menciptakan sistem yang lebih inklusif dalam pengelolaan kekayaan negara, memungkinkan masyarakat Indonesia untuk memiliki saham atau bagian dalam sektor-sektor strategis tersebut. Dalam hal ini, pengelolaan sumber daya bisa dilakukan secara kolaboratif antara negara, perusahaan domestik, dan masyarakat. Ini akan mendukung langkah Beli Kembali Indonesia dengan memanfaatkan kekuatan ekonomi domestik untuk membeli dan mengelola kembali aset strategis yang vital bagi kemajuan bangsa. C. Inovasi dan Pembangunan Infrastruktur Dengan prinsip Danantara yang mendorong inovasi dan kemandirian, Indonesia dapat memperkuat sektor industri domestik dan memperkenalkan teknologi baru untuk mengelola sumber daya alam dengan cara yang lebih efisien. Pengembangan infrastruktur yang lebih baik, termasuk infrastruktur teknologi dan energi terbarukan, akan memperkuat perekonomian Indonesia dan memudahkan proses pengelolaan kembali aset strategis yang sebelumnya dikuasai asing. D. Pembangunan Ekonomi yang Berkelanjutan Danantara menekankan pada pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, yang penting dalam jangka panjang untuk mendukung kedaulatan ekonomi Indonesia. Ketika Indonesia membeli kembali aset strategis, keberlanjutan sumber daya alam dan pengelolaan yang efisien akan mendukung pencapaian tujuan Indonesia Emas 2045 yang lebih berkelanjutan. E. Meningkatkan Keterlibatan Masyarakat dan Pemerataan Pembangunan Konsep Danantara juga mendorong keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan ekonomi. Dengan pendekatan ini, kebijakan Beli Kembali Indonesia dapat memperkuat pemerataan hasil pembangunan di seluruh Indonesia, tidak hanya di pusat ekonomi, tetapi juga di daerah-daerah yang lebih terpencil. Hal ini penting untuk mengurangi ketimpangan ekonomi dan menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera di seluruh penjuru Indonesia. Menuju Indonesia Emas 2045 Dengan integrasi antara Danantara dan menjadi Gerakan Beli Kembali Indonesia, Indonesia dapat mencapai beberapa tujuan utama untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045: Gagasan Danantara dapat menjadi titik balik yang mendorong proses Beli Kembali Indonesia menuju Indonesia Emas 2045. Melalui pengelolaan yang lebih berkelanjutan, penguatan kemandirian ekonomi, serta kontrol penuh atas sektor-sektor strategis, Indonesia dapat mencapai kedaulatan ekonomi yang lebih kuat dan membangun masa depan yang lebih sejahtera, adil, dan berkelanjutan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Read More »